Blogger Widgets Sinau Basa Jawa bereng Hanif Rahma: Emprit Abuntut Bedhug

Selasa, 10 Desember 2013

Emprit Abuntut Bedhug



Dening Suparta Brata

Di kota Surabaya, hidup seorang bernama Jarot. Pada suatu malam Jumat, Jarot mengendarai sepedanya tanpa lampu dan bertemu dengan seorang wanita yang menjatuhkan kantong biru-kuning saat mereka bersrempetan. Jarot menuduhkan kantong yang jatuh itu, tetapi gadis itu mengaku bahwa kantong itu bukan miliknya. Kemudian Jarot membawa kantong plastik itu. Ketika jalan pulang, Jarot merasa diikuti oleh seorang lelaki, tetapi Jarot bisa menghindari lelaki itu. Sampai di rumah, jarot membuka kantong itu. Jarot sangat terkejut begitu mengetahui isi kantong itu adalah tangan manusia yang penuh dengan darah.
Jarot memutuskann untuk pergi ke kantor polisi dan melaporkan apa yang telah ditemukannya. Di kantor polisi Jarot bertemu dengan inspektur Indra dan detektif Handaka. Polisi Indra meminta Handaka untuk memecahkan kasus tangan yang ditemukan oleh Jarot. Detektif Handaka dan Jarot pergi ke rumah Apip yang waktu itu melihat Jarot bersrempetan dengan wanita berbaju kuning. Ternyata Apip mengenal wanita yang bersrempetan dengan Jarot. Apip mengatakan bahwa wanita itu bernama Erawati seorang guru SGKP. Apip mengenal Erawati karena berita tentang Erawati pernah dimuat di majalah. Setelah mengetahui alamat dari Erawati, Jarot dan detektif Handaka pergi ke rumah Erawati.
Saat di rumah Erawati, Erawati mengaku pernah bersrempetan dengan seseorang. Saat itu dia sedang buru-buru karena digoda oleh lelaki genit berbaju merah sehingga dia tidak memperhatikan Jarot. Akan tetapi Erawati mengaku tidak memiliki kantong yang ditemukan oleh Jarot. Erawati juga tidak mengenali cincin yang ditunjukkan Detektif Handaka. Ketika Handaka memperlihatkan isi kantong kepada Erawati, Erawati terkejut. Detektif Handaka meminta bantuan dari Erawati. Dan keesokan harinya mereka pergi ke Toko Mardi Busana.
Erawati diminta berpura-pura belanja di Toko Mardi Busana. Sementara Detektif Handaka dan polisi yang lain bersiap-siap menangkap lelaki yang pernah menggoda Erawati. Setelah bertemu dengan lelaki yang bernama Nusyirwan. Nusyirwan mengaku mengenal Erawati karena Erawati pernah menginap di rumahnya selama dua minggu. Tetapi Erawati merasa tidak mengenal Nusyirwan dan baru bertemu Nusyirwan dua kali.
Nusyirwan mengajak Detektif Handaka, Erawati dan Jarot ke rumahnya karena Nusyirwan memiliki saksi bahwa Erawati pernah tinggal di rumahnya. Begitu tiba di rumah Nusyirwan, Ibu Nusyirwan bahagia karena bisa bertemu dengan Erawati. Erawatii buingung karena orang-orang di rumah itu mengenalnya sedangka dia tidak pernah bertemu mereka sebelumnya. Detektif Handaka menunjukan tas yang biru-kuning kepada Nusyirwan dan Nusyirwan mengaku bahwa tas itu dulu dibawa oleh Erawati. Nusyirwan juga mengatakan bahwa dia yang meletakkan kantong itu di setang sepeda Erawati ketika di Toko Mardi Busana.
Nusyirwan mengenali cincin yang ditunjukkan Handaka. Nusyirwan mengatakan bahwa cincin itu milik ibunya yang sudah diberikan kepada Erawati. Nusyirwan bercerita dulu bertemu dengan Erawati yang membawa kantong dan terlihat bingung. Erawati diajak Nusyirwan pulang  dan tinggal bersama karena Ibu Nusyirwan yang meminta. Tetapi Nusyirwan kehilangan Erawati saat mereka berjalan-jalan di Toko Mardi Busana. Detektif Handaka sempat meminta Nusyirwan dan Erawati dansa dua kali, karena Nusyirwan mengatakan bahwa dulu mereka pernah berdansa. Detektif Handaka juga meminta Erawati untuk berpakaian cara Jawa.
dulu saat Erawati di rumah Nusyirwan, Erawati pernah meminta Yu Sikah untuk mengeposkan surat. Yu Sikah adalah pembantu di rumah Nusyirwan. Saat Erawati sudah berpakaian Jawa, Erawati ditemani Nusyirwan pergi ke Toko Mardi Busana. Saat di Toko Mardi Busana, Erawati di pegang tangannya oleh seorang lelaki yang berbadan  tinggi. Seketika itu Erawati berteriak dan lelaki itu pergi. Tetapi, Detektif Handaka dan Jarot bisa menangkap lelaki yang bernama Murat Sutahal.
Detektif Handaka, Jarot, Erawati, Nusyirwan dan polisi yang lain pergi ke rumah Murat Sutahal. Di sana mereka menemukan Siti Respati yang tangannya sudah penuh dengan darah. Mereka membawa Siti Respati yang wajahnya mirip dengan Erawati ke rumah sakit. Setelah Siti Respati di bawa pulang ke rumah Nusyirwan, Siti Respati menceritakan semua kejadian yang di alaminya. Mulai dari dia bertemu dengan Murat Sutahal dan dipaksa menikah dengannya, kemudian bertemu dengan Nusyirwan dan akhirnya dipotong tangannya oleh Murat Sutahal karena sudah memamerkan cincin pemberian Nusyirwan.
Akhirnya Jarot menjalin hubungan dengan Erawati sedangkan Nusyirwan telah menemukan Erawati yang sesungguhnya bernama Siti Respati. Berkat kecerdikan dan ketelitian Detektif Handaka, kasus potongan tangan yang ada di kantong itu bisa di selesaikan. Kasus yang awalnya hanya masaah sepele karena Jarot menemukan Kantong, menjadi besar, karena ternyata kantong itu berisi potongan tangan manusia. Hal seperti ini dalam peribahasa Jawa, dapat berbunyi Emprit Abuntut Bedhug.

sumber: Novel Emprit Abuntut bedhug           

1 komentar: